Orang-orang Terpilih

Di pedalaman Sumatera Utara dimana pecahan masa lalu tertancap di bumi sana, sayup-sayup terdengar kisah-kasih kehidupan di antara retak bangunan tua. Orang-orang menyebutnya sebagai Pondok Onderdil Tuhan. Di dalamnya, beberapa firqah manusia saling memisahkan diri, bergantung pada tiap-tiap kelebihan yang mereka miliki.
Di sini, orang-orang kota dapat menemukan kembali tiap kesempurnaan yang pernah dicabut oleh tangan-tangan syaitonirrajiem. Dan bagi penghuni pondok itu sendiri, orang kotalah jelmaan tangan terkutuk itu. Dengan harta, ihsanul kariem dapat hilang atau kembali, bergantung siapa yang membeli dan siapa yang menjual atau barangkali dipaksa untuk menjual.
Di sini, orang pincang dan orang buta adalah dokter bagi mereka yang kesucian jiwanya pernah disentuh oleh kedzaliman an-nafs. Tubuh mereka adalah onderdil cadangan bagi orang-orang kaya. Dan mereka tidak pernah marah.
“Mereka bilang aku buta. Padahal aku tahu bahwa pendeta itu menaiki tubuhku malam kemarin,” kata si buta.
“Mereka bilang aku pincang. Ya, aku memang tak dapat berlari dari orang-orang yang uangnya mereka curi,” kata si pincang.
“Mereka bilang kita cacat. Padahal merekalah yang mengambil tangan dan kaki kita untuk kemudian diganti dengan selembar kertas,” kata si autis.

0 Komentar at “Orang-orang Terpilih”

Posting Komentar