4th of July `12
Di bawah hamparan jubah, pancaran cahaya mahkota, dan eintanan malam, aku memandang keangkuhan yang tak terjamah. Intan-intan megah itu berbaris angkuh menguak kisah indah masa kanak-kanakku. Kidah tentang kerajaan langit, yang peri-peri terbang kian kemari untuk menyusunnya, dan menara-menara awan untuk melindunginya, dan sungai-sungai yang mengelilinginya; tentang jaman pembodohan.
Bintang lima warna, begitu aku menyebutnya. Satu-kesatuan bintang yang menunjuk arah selatan; alasan pelaut menemukan jalan pulang; potongan kisah masa kanak-kanakku.
Bintang Merah mentitah, “Putar kemudimu kemanapun aku menunjuk. Aku adalah Penunjuk Selatan."
Bintang Kuning mencerca, “Apalah artinya kau jika tak ada aku sebagai pundak kananmu?”
Bintang Biru menimpali, “Dia masih memiliku sebagai ekor panahnya!”
Bintang Hijau mengeluh, “Itu benar, namun aku terlalu kecil agar selalu diingat sebagai pelabuhan dari jauhnya jarak yang memisah kalian.”
Bintang Putih berpijar sendu, “Kalian sungguh beruntung memiliki warna-warna cantik dan tugas mulia sebagai alasan penciptaan Kalian. Aku bahkan tidak memiliki warna. Aku tidak yakin apakah orang-orang melihatku sebagai pundak kirimu sebagaimana mereka melihat Bintang Kuning, Bintang Merah; atau seremeh itukah aku sehingga tak ada bintang pelabuhan sepertimu yang menjadi pelabuhan dari jauhnya jarakku dengan Bintang Biru, Bintang Hijau?”
Lalu dia berpaling, memandang bebintangan lain di angkasa. Kemudian dia berpijar indah, “Aku hanya mengisi malam-malamku dengan menceritakan keberadaan Kita pada semesta raya..”
0 Komentar at “Bintang 5 Warna”
Posting Komentar