Islamkah Kita?

Pagi ini terasa damai. Cuaca yang tidak panas dan semilir angin bertiup sepoi melepas penat selama 2 bulan terakhir. Saat ini, saya sedang duduk memandangi foto-foto pada saat masih hidup sebagai seorang anak manja yang bebas bergaul dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Saya merindukan masa-masa seperti itu terulang kembali. Tapi itu tidak boleh terjadi. Saya harus mengingat tujuan awal saya ada disini, di Pesantren.

Memang banyak hal seru yang dapat dilakukan di luar sana. Bebas melakukan kegiatan apa saja  yang menjadi minat saya, tidak terbatas untuk siapa kegiatan itu dianjurkan. Tapi sebenarnya adalah saya telah melanggar kodrat saya sebagai perempuan yang berkeyakinan Islam adalah agama yang paling benar. Kegiatan saya yang sama sekali jauh dari unsur keagamaan, mungkin karena saya tinggal di daerah dengan tingkat keagamaan menengah ke bawah, membuat saya makin tidak mengenal diri saya sendiri. Siapa saya? Untuk apa saya dilahirkan ke dunia? Kenapa saya perempuan? Hingga saya sampai di klimaks kebingungan saya sendiri, saya memutuskan untuk belajar agama di Pondok Pesantren.

Peralihan kegiatan yang sangat kontras tidak jarang membuat saya menangis. Banyak kegiatan yang tidak sejalan dengan kepribadian saya yang harus saya ikuti demi pergaulan saya disini. Banyak hal dikorbankan. Tapi saya harus bertahan. Saya mencari kebenaran!

Sebenarnya Allah, Tuhan semesta alam, sangat menyayangi saya. Dia memberi saya kesempatan merasakan kehidupan menyenangkan yang kemudian dengan kuasa-Nya, memberi hidayah pada saya, setidaknya itu yang teman saya katakan. Untuk selanjutnya, saya harap dapat bertahan sampai akhir, saya harap dapat menggadaikan semua dosa-dosa saya dengan belajar disini, Insya Allah. Aamiin..
thinkerbelloon

0 Komentar at “Islamkah Kita?”

Posting Komentar