Dimulai tanggal 23 Oktober, saya diusir dari kamar sebelah setelah saya merasa nyaman tinggal disana. Saya tidak terlalu memikirkannya, sebab saya pikir mungkin teman saya, Riski, ingin pindah ke kamar itu juga karena suatu alasan yang membuat saya mau tidak mau harus mengalah.
Kemudian pada jam 1:00 am tanggal 24 Oktober, salah satu teman saya membangunkan saya. Dia mengabarkan saya bahwa ada seseorang yang mengirim paket untuk saya. Saya yang masih setengah kaget, setengah ling-lung dan setengah cemas; tidak dapat berpikir hal lain selain segera menemui orang tersebut. Saya buru-buru memakai kerudung saya dan berhambur keluar kamar untuk segera menemui orang yang teman saya maksud. Tetapi ternyata orang itu sudah tidak lagi menunggu saya diluar, “Mungkin sudah pulang..”, pikir saya. Tiba-tiba ada seseorang yang menyorot saya dengan senter yang ternyata adalah petugas piket malam saat itu. “Sudah malam, ikan bobo..”

Pagi hari, saya menemui Kak Eni, peri kecil yang sangat cantik. Saya bermaksud untuk meminjam beberapa buku Filsafat miliknya, dan meminta beberapa file fotonya, hihi.. Dalam perjalanan, saya bertemu Kak Ida yang langsung menyelamati saya dengan cipika-cipika gitu deh

Saya datang lebih awal ke kampus karena hari itu adalah piket saya. Dan piket saya bersama Kak Ida. Saya senang dapat kembali dekat dengannya, karena saya pikir sudah lama sejak terakhir kali saya mengobrol dengannya.
Dan pada pembagian kelompok, saya dimasukkan dalam Depsyarda. Ibadah, yess.. Dan karena dalam kelas Depsyarda sudah penuh, saya disuruh masuk kelas E, bersama Kak Eni!
Selesai kegiatan siang itu, saya buru-buru pulang ke asrama karena ingin masuk kamar mandi lebih awal, malas jika harus mengantri dengan teman-teman yang sangat banyak itu. Saya mandi dan wudhu, karena waktu Ashar sudah hampir akhir. Selesai mandi, Nisa memanggil saya untuk mengobrol dengan mimik serius yang membuat saya ragu. Ternyata benar, begitu kita mulai mengobrol, “BYURR”, Ifah menyiram saya dengan air detergen. Whoaaa, saya sangat kesal mengingat saya sudah mandi dan wudhu

Dan malam, selesai shalat Isya di Mushalla, Kak Ida mengajak saya pulang bareng. Saya senang sekali. Tapi saya malu untuk berjalan berdua dengannya, jadi saya menolak dengan alasan saya tidak takut pulang sendiri..
Di kamar, saat ingin menyimpan Al-Qur’an, saya sangat kaget melihat lemari saya yang sangat berantakan. Whoaaa Ibu saya mengejek saya karena melihat lemari saya yang berantakan yang langsung saya rapihkan, dan sekarang? Ergh! Saya menangis

Awal yang terlalu indah untuk diakhiri dengan peristiwa menyebalkan. Tapi saya pikir, setiap sesuatu pasti memiliki hikmah, bukan? Mungkin dengan ini, saya dapat lebih perduli terhadap apa yang ada di sekitar saya. Tidak semua dari mereka menyebalkan, dan tidak sepenuhnya seseorang itu menyebalkan karena pasti dia memiliki rahasia di balik rahasia
thinkerbelloon

0 Komentar at “Rahasia di Balik Rahasia”
Posting Komentar