Selamat Tinggal Aki Sa'id

Capung mengerti bahwa hidupnya sebatas cinta pertamanya. Dan saat dia telah selesai dengannya, dia pun akan jatuh kaku. Sama seperti kehidupan: tawa akan senantiasa menjadi latar kelahiran segala yang bernyawa; dan tangis akan selalu menjadi musik pengiring berpindahnya ruh-ruh yang pernah hidup ke alam yang berbeda. Aku mengerti itu semua. Sesungguhnya, orang-orang yang menangis pada mayat belum mengerti mengenai makna hidup: segala sesuatu menjadi ada karena ketiadaan; dan dia yang tidak menerima sebuah perpisahan, tidak menghargai awal pertemuan itu sendiri. Aku telah banyak bertemu orang-teman-kekasih, sama seperti aku kehilangan mereka. Dan saat Yang Tak Terbatas meminta kembali pertemuan itu, aku telah cukup bijaksana untuk menerima bahwa airmata tidak dapat ditukar dengan belas-kasih Tuhan. Hanya saja, dia menjadi penyebab rasa sakit di dada. Maka aku berlari ke pantai untuk menukar airmataku dengan airlautan. Karena aku tahu, laut kan mengembalikannya saat fajar.

1 Komentar:

Pembaca yang baik selalu meninggalkan kesan :]