Catatan Januari

Menapaki pijakan waktu membuatku merasa takut. Satu-persatu orang-orang mendirikan bangunan-bangunan megah, berlomba-lomba mempertinggi pagar besi, atau mengaspal tanah-setapak. Menekan pertumbuhan kalangan nonmanusia yang ingin hidup. Dan demi kun-Nya, mereka masih mencuri-curi partikel tanah di antara celah aspal untuk dapat tetap tumbuh..
Sayup lagu Ummi, yang pernah akrab di telinga rakyat kecil sepertiku, tengah berkumandang di toak masyarakat yang memiliki hajad Maulidan. Tak dapat mendirikan rindu di hati dan otakku pada Bunda. Hanya saja, atap berbintang dan sapuan ombak tepi pantai membawa sesuatu yang lebih dari pada itu. Entahlah.
Rasanya tak akan pernah sama lagi. Semua telah hilang. Semuanya ingin terbang, tidak terpaku pada hari ini. Sementara aku masih berpura-pura tidak tahu dan terus menunggu mereka di tempat yang sama. Jangan salahkan aku. Jangan tanya aku. Aku hanya menulis apa yang ada dalam otak kananku.

0 Komentar at “Catatan Januari”

Posting Komentar