Sahabat adalah kebutuhan jiwa yang mesti terpenuhi. Dialah ladang hati yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terimakasih. Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu, karena kau menghampirinya saat hati lapar dan mencarinya saat tubuh butuh kedamaian.
Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut untuk membisikkan kata 'tidak' di kalbumu sendiri, juga tiada menyembunyikan kata 'iya'. Dan bilamana dia diam, hatimu kan tiada henti mencoba merangkum bahasa hatinya. Karena tanpa ungkapan kata dalam rangkaian pesahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan lahir bersama suka - cita yang utuh, juga tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka - cita. Karena yang paling kau kasihi dalam dirinya mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai gunung bagi seorang pendaki nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih di luar jangkauan misterinya bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu. Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu. Apakah sahabat itu, hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekedar bersama dalam membunuh waktu? Carilah ia, untuk bersama menghidupkan sang waktu! Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan untuk mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa - ria, berbagi kebahagiaan. Karena dalam titik - titik kecil embun pagi, hati mannusia menemukan fajar hari dan gairah segar kehidupan
Pendapat Gibran tentang Cinta
Saat cinta mengajakmu, ikutilah dia, walaupun jalannya sulit dan curam. Dan saat sayapnya mendekapmu, menyerahlah padanya, walaupun pedang yang tersembunyi dibalik kepakannya dapat melukaimu. Dan saat dia bicara, percayalah padanya, meskipun suaranya dapat menghancurkan mimpimu seperti angin utara yang memporak - porandakan kebun.
Cinta memahkotaimu ketika dia akan menyalibmu. Seperti saat dia membesarkanmu, agar dia dapat membunuhmu. Seperti saat dia meraih pucuk tertinggimu dan membelai cabang terlembutmu yang menari di bawah sinar matahari, agar dia dapat menuruni akar terendahmu dan mencabut akar - akar yang menempel pada bumi.
Seperti memanen jagung, dia mengumpulkanmu. Dia memukulmu untuk menelanjangimu. Dia mengayakmu untuk memisahkan ampasmu. Dia menggilingmu untuk menghaluskanmu. Dia meremasmu untuk melunakkanmu. Kemudian dia membawamu kedalam api sucinya, dimana kamu bisa menjadi roti suci dalam pesta suci Tuhan.
Semuanya ini akan cinta lakukan padamu, dimana kamu mungkin tahu rahasia hatimu, dan dalam ketahuanmu, kamu menjadi sebuah serpihan hati kehidupan. Tetapi jika dalam ketakutanmu hanya mencari kedamaian dan kesenangan cinta, kamu lebih baik menutupi ketelanjanganmu dan melewati lantai pengguguran cinta, masuk ke dunia tanpa musim dimana kamu akan tertawa namun tidak dengan semua candamu, dan menangis namun tidak dengan semua air matamu.
Cinta memberikan kekosongan tapi cinta itu sendiri kosong dan mengambil kekosongan tetapi cinta itu sendiri kosong. Cinta tidak memiliki tidak juga harus dimiliki, karena cinta cukuplah cinta.
Ketika kamu mencintai, kamu tidak akan berkata, "Tuhan ada di hatiku.." tetapi, "Saya ada di hati Tuhan.."
Dan tidak berpikir bahwa kamu dapat mengarahkan jalannya cinta. Jika cinta menganggapmu pantas, dia yang akan mengarahkan jalanmu.
Cinta tidak memiliki hasrat lain kecuali memuaskan cinta itu sendiri. Tapi jika kamu mencintai, dan membutuhkan hasratmu, biarkan semua ini menjadi hasratmu:
Untuk meleleh dan menjadi seperti sungai yang menyanyikan melodinya untuk sang malam.
Untuk mengetahui rasa sakit dari kelembutan yang terlalu banyak.
Untuk terluka oleh pengetianmu sendiri tentang cinta; serta bersedia terluka dengan suka - cita.
Untuk bangun saat fajar dengan hati yang bersayap dan bersyukur untuk satu hari yang penuh kasih; istirahat saat siang dan rasakan suka - cita cinta; pulang ke rumah saat senja dengan bersyukur; kemudian tidur dengan sebuah doa untuk sang terkasih di dalam hatimu dan sebuah lagu pujian datang dari bibirmu.
Pendapat Gibran tentang Pernikahan
Kalian lahir bersama-sama, akan bersama selamanya. Kalian harus bersama ketika sayap putih malaikat kematian mencabut hari - hari kalian.
iya, kalian akan bersama bahkan dalam kebisuan kenangan Allah.
Tapi biarkanlah ada ruang dalam kebersamaan kalian. Dan biarkan angin surga menari di antara kalian. Saling mengasihi tapi tidak terikat cinta.
Biarkan desiran laut bergerak diantara tepi jiwa kalian. Saling mengisi cawan, tapi tidak minum dari cawan yang sama. Saling memberi makanan, tapi tidak makan dari makanan yang sama.
Menyanyi dan menarilah bersama dan bergembiralah. Tetapi biarkan kalian masing - masing tetap sendiri. Seperti dawai - dawai kecapi yang bergetar sendirian meskipun mereka bergetar untuk musik yang sama.
Saling berbagi hati, namun tidak untuk dijaga oleh masing - masing diantara kalian. Karena hanya tangan Kehidupan yang dapat mengisi hati kalian.
Dan berdirilah bersama, bersama namun tidak begitu dekatnya. Seperti pilar kuil yang berdiri terpisah-pisah. Dan pohon oak dan cemara tidak tumbuh saling membayangi.
Pendapat Gibran tentang Anak
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu.
Mereka adalah putra - putri kerinduan dari kehidupan oleh dirinya sendiri.
Mereka datang melalui kamu, tapi bukan dari kamu.
Dan biarpun mereka bersamamu, namun mereka bukanlah milikmu.
Kamu dapat memberi mereka kasihmu, tetapi tidak rencanamu, karena mereka memiliki rencana mereka sendiri.
Kamu mungkin mengandung tubuh mereka, namun bukan jiwa mereka, karena jiwa mereka tinggal di rumah masa depan yang tidak mungkin dapat kamu kunjungi bahkan dalam mimpimu sekalipun.
Kamu mungkin berusaha untuk menyukai mereka, tetapi berusaha untuk tidak membuat mereka menyukaimu.
Karena kehidupan tidak berjalan mundur atau tertinggal dengan hari kemarin.
Kamu adalah busur dimana anak - anakmu sebagai anak panah kehidupan yang diutus.
Pemanahlah yang melihat tanda pada jalan sempit yang tak terlihat, dan Ia membuatmu bengkok dengan kekuasaan-Nya karena panah-Nya telah meluncur begitu cepat dan jauh.
Biarkan dirimu bengkok di tangan sang pemanah, untuk kesukaan.
Karena seperti ia mencintai anak panah yang terbang, demikian juga Dia mengasihi busur yang kuat.
Thanks Ye, Captain Ryo, for Helpin' Me to Findin' This Piece!
0 Komentar at “Sang Nabih”
Posting Komentar