Farris Rahal dahulu adalah seorang Syekh dan pemimpin suatu desa. Dia telah mewarisi status kemuliaan ini dari nenek moyang nya yang telah mengatur Desa Tula selama berabad - abad. Meskipun dia berumur 32 tahun, dia telah memiliki keagungan dan kesucian yang menimbulkan kekaguman. Pemujaan dan penghormatan dari semua rellahim. Ketika Farris menikahi Susan, orang - orang berkomentar tentang dia, dengan berkata, "Farris adalah seorang laki - laki yang sangat beruntung. Dia telah mendapatkan semua yang menjadi harapan laki - laki, yakni anugrah kebahagiaan hidup padahal ia hanya seorang pemuda biasa!"
Pagi itu, ketika semua penduduk Tula bangun dari tidur dan mengetahui bahwa sang Syekh telah mengumpulkan emas nya, menunggangi kuda nya, dan meninggalkan desa tanpa mengucapkan selamat tinggal. Keingintahuan, perhatian akan kemenangan dan keinginan merupakan sebab yang mendorong dia untuk meninggalkan istri nya, rumah nya, tanah nya, dan kebun anggur nya.
***
Dengan alasan tradisi dan geogravis, kehidupan di utara lebanon adalah penuh keramahtamahan, dan orang - orang membagi kebahagiaan dan penderitaan mereka., ditimbulkan oleh jiwa yang sederhana dan naluri yang terpaut pada suku nya. Mengenang beberapa peristiwa, seluruh rakyat dari desa itu berkumpul untuk meminta keterangan tentang kejadian itu, menawarkan semua bantuan yang mungkin, dan kembali kerja sampai nasib menawarkan kembali seorang utusan pendeta.
Itulah persoalan yang menghantui masyarakat Tula, tentang pekerjaan mereka di hari itu, dan menyebabkan mereka berkumpul di gereja Mar Tula untuk membicarakan tentang kepergian Syekh mereka dan mengganti pandangan tentang keistimewaan nya.
Saat ini, Pendeta Estephan, kepala dari gereja setempat telah tiba, dan di atas muka nya tergambar yang satu dapat membaca tanda yang tidak mungkin salah dari penderitaan yang dalam, tanda - tanda dari luka jiwa yang penuh penderitaan. Dia memandang tirai selama beberapa saat dan kemudian berkata, "Jangan bertanya. Jangan tanyakan beberapa pertanyaan padaku! Sebelum vajar menyingsing hari ini, Syekh Farris mengetuk pintu rumahku, dan aku melihat dia memegang tali kekang kuda nya. Dari wajah nya memancarkan penderitaan yang berat dan dukacita yang menyiksa. Dia menjawab pertanyaanku sebagai seorang asing dari waktu, "Pendeta, aku datang untuk mengucapkan selamat tinggal, aku akan berlayar ke seberang lautan dan tidak akan pernah kembali lagi ke tanah ini."
Dan dia menyerahkan sebuah amplop bersegel, dialamatkan pada teman nya, Nabih Malik, dia memintaku untuk mengantarkan nya. Dia menunggangi kuda nya dan mengendarai nya menuju arah utara, tidak memberi kesempatan lebih lama pada saya untuk mengerti tujuan dari kepergian nya yang tidak seperti biasa nya.
Salah seorang penduduk desa menyatakan, "Tidak diragukan lagi, surat resmi itu memberitahukan kepada kita tentang kepergian nya sebab Nabih adalah teman terdekat nya."
Yang lain menambahkan, "Apakah kamu melihat mempelai perempuan nya, Pendeta?"
Sang pendeta menjawab, dengan berkata, "Aku mengunjungi nya setelah doa di pagi hari dan menemukan dia sedang berdiri di jendela, menatap dengan mata tak dapat melihat pada sesuatu yang tak terlihat, menghilang seperti seseorang yang telah kehilangan semua perasaan, dan ketika aku berusaha untuk bertanya tentang Farris, dia hanya menjawab, 'Aku tidak tahu, aku tidak tahu!'. Kemudian dia menangis seperti seorang anak kecil yang tiba - tiba menjadi yatim piatu."
Seperti perkataan sang pendeta yang mematikan, kelompok itu terjepit dalam ketakutan karena laporan yang mengejutkan tentang sebuah tembakan yang datang dari daerah bagian utara Desa itu, dan segera diikuti oleh ratapan kepedihan dari seorang wanita. Kerumunan itu ada dalam kambukan keputusasaan selama beberapa waktu, dan kemudian, laki - laki, perempuan - perempuan, dan anak - anak, semua nya berlari ke arah tirai, di wajah merekaada sebuah topeng ketakutan dan kecemasan akan bahaya. Seperti mereka telah sampai ke kebun yang mengelilingi tempat tinggal sang Syekh, mereka menjadi saksi atas sebagian besar peristiwa yang mengerikan, digambarkan dengan kematian. Nabih Malik terbaring di atas tanah, aliran darah keluar dari dada nya, di samping nya beridiri Susan, istri Farris Rahal, menarik rambut dan pakaian nya serta memukul - mukul kan tangan sambil berteriak dengan liar, "Nabih, Nabih.. Mengapa kamu melakukan nya?"
Para penonton terheran - heran, seolah tangan - tangan nasib yang tak terlihat telah mencekam hati mereka dengan jari - jari amat dingin. Sang Pendeta menemukan sebuah catatan di tangan kanan ayah Nabih, dia telah mengirimkan nya pagi itu, dan dia meletakkan nya dengan cepar ke dalam jubah nya tanpa peringatan.
Nabih dibawa ke ibu nya yang melarat, yang setelah melihattubuh tanpa kehidupan dari anak nya sendiri, kehilangan akal sehat nya dalam kesedihan dan segera bergabung dengan nya dalam keabadian, Susan dibimbing dengan pelan menuju rumah nya, terguncang di antara kehidupan meragukan dan kematian yang mencekam.
Setelah Pendeta Estephan sampai di rumah nya dia mengunci pintu, mengenakan kacamata nya, san dengan harapan penuh kecemasan mulai membaca sebuah pesan yang didapat nya dari almarhum Nabih.
"Teman tersayangku, Nabih."
"Aku harus meninggalkan Desa ayahku ini, karena kehadiranku yang terus - menerus memberikan kesengsaraan bagimu, bagi istriku, dan bagi diriku sendiri. Kamu adalah seorang yang mulia di dalam jiwa, namun menjadi celaan dan dikhianati teman atau tetangga, dan meskipun aku tahu Susan tidak bersalah dan dia seorang yang saleh, aku juga tahu bahwa cinta sejati yang telah mempersatukan hatimu dan hati nya adalah di luar kekuasaan kamu dan diluar harapanku. Aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi untuk melawan kehendak Tuhan yang mulia, seperti aku tidak dapat menghentikan aliran kuat dari Sungai Kadisha yang besar."
"Nabih, kamu telah menjadi teman tersayangku, sejak kita bermain bersama saat kanak - kanak di lapangan, dan di hadapan Tuhan, percayalah padaku, kamu tetap temanku. Aku berharap kepadamu untuk mempertimbangkan dengan pikiran yang sehat atau pikiran yang baik tentang saya di masa depan seperti yang kamu lakukan di masa lalu. Katakan pada Susan aku mencintai nya dan bahwa aku bersalah terhadap nya, karena telah membawa dia dalam pernikahan yang hampa. Katakan pada nya bahwa hatiku terluka di dalam kobaran penderitaan setiap kali aku kembali dari tidurku yang penuh kegelisahan di dalam kesunyian malam dan mengetahui dia bersujud di depan tempat Yesus yang suci, sambil meratap dan memukuli dada nya karena sedih."
"Tiada hukuman yang begitu berat seberat penderitaan itu, di mana seorang wanita menemukan diri nya terpenjara di antara seorang lelaki yang dicintai nya dan laki - laki lain yang mencintai nya. Susan menderita dalam sebuah kesetiaan dan kovlik penuh penderitaan, kepedihan, kesunyian, dia melaksanakan tugas nya sebagai seorang istri, tetapi tidak dapat menutupi cinta nya terhadap kamu."
Aku pergi ke tanah yang jauh dan tidak dapat lebih lama - lamabersikap sebagai panghalang sebuah cinta sejati dan cinta abadi, dipeluk oleh pelukan tangan Tuhan dalam kebijaksanaan tak terduga, melindungi dan memberkati kamu berdua."
"Aku harus meninggalkan Desa ayahku ini, karena kehadiranku yang terus - menerus memberikan kesengsaraan bagimu, bagi istriku, dan bagi diriku sendiri. Kamu adalah seorang yang mulia di dalam jiwa, namun menjadi celaan dan dikhianati teman atau tetangga, dan meskipun aku tahu Susan tidak bersalah dan dia seorang yang saleh, aku juga tahu bahwa cinta sejati yang telah mempersatukan hatimu dan hati nya adalah di luar kekuasaan kamu dan diluar harapanku. Aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi untuk melawan kehendak Tuhan yang mulia, seperti aku tidak dapat menghentikan aliran kuat dari Sungai Kadisha yang besar."
"Nabih, kamu telah menjadi teman tersayangku, sejak kita bermain bersama saat kanak - kanak di lapangan, dan di hadapan Tuhan, percayalah padaku, kamu tetap temanku. Aku berharap kepadamu untuk mempertimbangkan dengan pikiran yang sehat atau pikiran yang baik tentang saya di masa depan seperti yang kamu lakukan di masa lalu. Katakan pada Susan aku mencintai nya dan bahwa aku bersalah terhadap nya, karena telah membawa dia dalam pernikahan yang hampa. Katakan pada nya bahwa hatiku terluka di dalam kobaran penderitaan setiap kali aku kembali dari tidurku yang penuh kegelisahan di dalam kesunyian malam dan mengetahui dia bersujud di depan tempat Yesus yang suci, sambil meratap dan memukuli dada nya karena sedih."
"Tiada hukuman yang begitu berat seberat penderitaan itu, di mana seorang wanita menemukan diri nya terpenjara di antara seorang lelaki yang dicintai nya dan laki - laki lain yang mencintai nya. Susan menderita dalam sebuah kesetiaan dan kovlik penuh penderitaan, kepedihan, kesunyian, dia melaksanakan tugas nya sebagai seorang istri, tetapi tidak dapat menutupi cinta nya terhadap kamu."
Aku pergi ke tanah yang jauh dan tidak dapat lebih lama - lamabersikap sebagai panghalang sebuah cinta sejati dan cinta abadi, dipeluk oleh pelukan tangan Tuhan dalam kebijaksanaan tak terduga, melindungi dan memberkati kamu berdua."
"Farris."
Pendeta Estephan melipat surat itu dan mengembalikan nya ke dalam saku nya, dan duduk di samping jendela yang terbuka di atas lembah yang jauh. Dia belayar lama di dalam sebuah samudra perenungan yang luas dan setelah renungan nya yang kuat ddan bijak itu, tiba - tiba dia berdiri seperti nya dia telah menemukan lika - liku kesulitan dari pikiran nya. Sesuatu yang bagus dan rahasia yang mengerikan, yang disembunyikan dengan kelicikan setan dan diselubungi dengan kelembutan tipu muslihat! Dia menangis, "Betapa cerdik nya kamu, Farris! Betapa masif, walaupun sederhana, kejahatan mu! Kamu mengirimkan kepada nya madu yang dicampur dengan racun yang mencelakakan dan menutupi kematian di dalam sebuah surat! Dan ketika Nabih mengarahkan senjata ke hati nya, di situ ada jarimu yang menarik senjata itu, dan ada harapanmu yang menelan harapan nya.. Betapa pintar nya kamu, Farris!"
Dia kembali menggoyangkan kursi nya, menggelengkan kepala nya, dan menyisiri janggut nya dengan jari - jari nya, di atas bibir nyatergambar senyum yang mempunyai arti lebih mengerikan dari tragedi itu sendiri. Dia membuka doa nya dan mulai mempertimbangkan. Selang waktu dia mengangkat kepala nya untuk mendengarkan tangisan dan ratapan seorang wanita, yang datang ari Desa Tula, tertutup dengan pohon suci Lebanon.
0 Komentar at “Madu Beracun”
Posting Komentar