Laa
ilaaha illallahu, tiada tuhan selain Allah. Makna
kalimat ini bukan hanya pengakuan terhadap keesaan Allah. Ini juga berarti
bahwa tiada penolong selain Allah, tiada yang kaya selain Allah, tiada yang
pengasih selain Allah. Maka, seharusnya tidak ada yang kita harapkan kecuali
kekuasaan Allah, kepada-Nya kita meminta.
Allah
berfirman dalam surat An-Naml ayat 62, “Atau siapakah yang memperkenankan (doa)
orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan
kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah
di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).”
Allah berjanji ajan memenuhi permintaan hambanya yang sedang dalam kesulitan.
Saya sendiri sudah merasakan kekuatan dari ayat ini sebanyak dua kali. Pertama,
saat saya berharap dapat mencapai puncak Gunung Rinjani padahal saya sama
sekali tidak mengetahui apa-apa tentang track
dan pendakian. Namun setelah membaca ayat ini, perlahan Allah mengulurkan
‘tangan-Nya’. Allah mengenalkan saya pada teman-teman di Lombok yang selalu membantu
saya selama pendakian. Alhamdulillah, Allah memperkenankan saya memandang bumi
ciptaan-Nya dari ketinggian bersamaan dengan munculnya lafadz Allah di atas
matahari terbit. Inilah kekuasaan-Nya..
Kedua, saat
perjalanan kembali ke Ponpes mengalami kemacetan yang sangat parah, saya turun
meninggalkan bis untuk mencari masjid. Adalah seorang bapak yang mau membonceng
saya sampai masjid terdekat sehingga saya dapat shalat dan berdo’a. Setelah
menunaikan kewajiban, saya berpikir bagaimana caranya agar saya dapat kembali
ke Ponpes pada hari itu juga. Jadi teringat kata Ustadz Yusuf Mansur, “Berani,
gak, ke pasar bawa daftar belanjaan tapi gak bawa duit?” Tujuan dari pertanyaan
ini adalah untuk mempertanyakan keimanan kita terhadap kekuasaan Allah. Jika
Allah sudah berfirman, “Kun!” maka terjadilah. Saya melanjutkan perjalanan
dengan berjalan kaki, berharap dapat menumpang pada pengendara kendaraan
pribadi yang lewat. Saya sempat mencoba meminta truk berhenti, namun sepertinya
mereka enggan. Ayat itu kembali saya baca. Subhanallah, tidak lama setelah itu
ada truk yang menepi dan menawari tumpangan. Ternyata mereka adalah pengendara
truk tadi. Mereka kembali! Ya, mereka kembali karena ayat itu.. Mereka adalah
‘tangan’ Allah yang dikirimkan kepada saya.
Tapi
bagaimana jika Allah tidak juga mengulurkan ‘tangan-Nya’? Bukan berarti Allah
tidak membantu. Allah tetap membantu hamba-Nya, namun tidak dengan cara
manusia. Mungkin Allah membantu kita dengan cobaan, agar kita mendapat
pengalaman ketika mengalami hal serupa di kemudian hari nanti. Cobaan memang
tidak semanis nikmat, namun percayalah takdir-Nya adalah indah. Allah ingin
menunjukkan sesuatu kepada kita yang lebih indah Jangan lelah meminta, dengan shalat dan sabar, wallahu a’lam..
Alloh tau cara terbaik menolong umatnya...
BalasHapuse,ngetiknya jangan cepet-cepet yah..typo :D
Iya. Bisa dengan cara apa aja..
HapusJangan pernah ragu sedikit pun
Hapus