Saat itu: saat sayap
itu selalu diremehkan, saat selalu tak dihormati, saat belum tahu cara untuk
terbang; saat itu kau menjawab kebimbanganku, saat itu kau tersenyum padaku,
saat itu kau menjadi bayang-bayang di belakang sayapku. Saat itu kusadari bahwa
salah satu sejarah di masa lalu menjadi pembawa perbedaan mendasar dalam ketauhidan (percaya bahwa hanya ada satu
Tuhan) kita. Saat itu aku bertanya: siapakah al-Akhor (yang terakhir), siapakah yang al-Haq (yang benar)? Untuk itu, aku disini, mencari alasan atas
perbedaan itu.
Aku mencari Kebenaran. Aku
membaca buku, namun buku selalu bertengkar dengan buku yang lain. Aku
berkesimpulan bahwa buku tidaklah lebih dari kumpulan pendapat. Aku bertanya,
namun pertanyaanku laksana momok menakutkan dan hilang sebagai hantu
mimpi-mimpi. Aku bekesimpulan bahwa pertanyaanku terlalu gelap di masa lalu dan
terlalu terang di masa depan. Aku membaca al-Qur’an,
ternyata al-Qur’an menceritakan sejarah tak terbantah, pun meramalkan ratusan
abad di masa mendatang tanpa diragukan. Lalu mengapa Tuhan tidak menciptakanmu
sebagai salah satu pemeran dari substansi Isma’il, melainkan karena engkau
terlahir oleh keluarga yang memisahkanmu dari fitrohmu (kebenaran bawaan)?
Seseorang pernah
berkata, “Mereka yang meninggalkan segala kebebasan di luar sana untuk
mengabdikan hidupnya sebagai pencari Kebenaran, sesungguhnya dia telah
mengorbankan dirinya untuk menjadi ash-Sholih
(yang baik).” Dan aku, sungguh, aku tak bisa mengejawantahkan pengorbananku.
Aku tidak dapat membawamu pasa shiroh al-mustaqiem
(jalan yang lurus), aku belum dapat mengembalikan fitrohmu, aku belum dapat menemui sang Substansi Pertama.
Jemario Mestika
Gurusinga. Terimakasih atas kepercayaanmu di tengah keraguan mereka. Ma’af, aku
bukanlah Rasulullah yang membahasakan
al-‘Aql (akal) menjadi terdengar
seperti bahasa kalian.
ini apaaa kok ada namaku?????
BalasHapusSalam kenal Ishaq, dari elf penghuni blog ini 😂
Hapus