Purnama dan Gemintang

 Laksana Purnama yang temaram di malam yang sunyi,
Sinarnya akan hilang bagai kabut saat Matahari kembali.

Kita pemilik hati al-Zajaaj tidak pernah berani menentang pengarajin kaca, sebab dia yang memiliki hal seperti itu akan pecah jika tidak menuruti garis-garis yang digambar sang pengrajin padanya. Kita adalah sumber air bagi laut, cahaya bagi matahari, budak bagi tuan kita. Kita tidak akan terlihat selain dengan mengikuti sungai menuju lautan. Kita akan hilang sebagai kabut saat Purnama dibakar oleh Matahari. Kita tidak dapat melakukan apa pun yang kita inginkan selain apa yang dititahkan oleh tuan kita.

Kita pemilik al-Ajnihaat tidak pernah merasakan kebahagiaan, sebab kita adalah utusan untuk menemani mereka yang terluka. Kau yang terbalut kebijaksanaan dengan sayap dan jubah hitam akan menemani mereka nyang takut dan kesepian. Aku yang diselimuti kelembutan dengan sayao dan jubah putihku akan meredakan jiwa yang marah dah penuh kebencian. Namun kita hanyalah Purnama dan Gemintang yang berusaha membunuh kegelapan malam dan hilang sebagai cerita ninabobo orang-orang yang tertidur.

4 Komentar:

  1. suka eumm ama tulisan miring di pojok atas....nieh ceritanya...lagi sedihya ^^..galau gitu ya? hehehe

    BalasHapus
  2. Haha gimana, ya? Ini coretan saya di buku kecil saya doank kok, saya pikir sudah lama sekali sejak postingan terakhir saya di tag Coretan di blog ini, saya post aja_^

    BalasHapus
  3. ahaha...iya aja gitu ^^ lagi galau.^^...hihihi.....
    ohh think suka nulis buku harian gitu ya...deat diary gitu ya^^
    wah berarti suka nulis puisi juga ya ^^

    BalasHapus
  4. Sastra dan Bahasa serta apa saja yang tercakup di dalamnya. Kamu juga, kan? It's the reason for our friendship ^^

    BalasHapus

Pembaca yang baik selalu meninggalkan kesan :]