Laksana Purnama yang temaram di malam
yang sunyi,
Sinarnya akan hilang bagai kabut saat
Matahari kembali.
Kita pemilik hati al-Zajaaj tidak pernah berani menentang
pengarajin kaca, sebab dia yang memiliki hal seperti itu akan pecah jika tidak
menuruti garis-garis yang digambar sang pengrajin padanya. Kita adalah sumber
air bagi laut, cahaya bagi matahari, budak bagi tuan kita. Kita tidak akan
terlihat selain dengan mengikuti sungai menuju lautan. Kita akan hilang sebagai
kabut saat Purnama dibakar oleh Matahari. Kita tidak dapat melakukan apa pun
yang kita inginkan selain apa yang dititahkan oleh tuan kita.
Kita pemilik al-Ajnihaat tidak pernah merasakan
kebahagiaan, sebab kita adalah utusan untuk menemani mereka yang terluka. Kau
yang terbalut kebijaksanaan dengan sayap dan jubah hitam akan menemani mereka
nyang takut dan kesepian. Aku yang diselimuti kelembutan dengan sayao dan jubah
putihku akan meredakan jiwa yang marah dah penuh kebencian. Namun kita hanyalah
Purnama dan Gemintang yang berusaha membunuh kegelapan malam dan hilang sebagai
cerita ninabobo orang-orang yang tertidur.
suka eumm ama tulisan miring di pojok atas....nieh ceritanya...lagi sedihya ^^..galau gitu ya? hehehe
BalasHapusHaha gimana, ya? Ini coretan saya di buku kecil saya doank kok, saya pikir sudah lama sekali sejak postingan terakhir saya di tag Coretan di blog ini, saya post aja_^
BalasHapusahaha...iya aja gitu ^^ lagi galau.^^...hihihi.....
BalasHapusohh think suka nulis buku harian gitu ya...deat diary gitu ya^^
wah berarti suka nulis puisi juga ya ^^
Sastra dan Bahasa serta apa saja yang tercakup di dalamnya. Kamu juga, kan? It's the reason for our friendship ^^
BalasHapus