190714
Medana-Sembalun
Kami berangkat tanpa persiapan yang benar-benar matang. Perlengkapan yang akan kami bawa baru kami kumpulkan pada hari itu juga. Kami pun tidak pergi dengan penunjuk arah yang nantinya akan menuntun kami mendaki Gunung Tertinggi ke-Tiga di Indonesia itu. Kami hanya yakin, jika kami memiliki niat yg bersih dan pikiran positif, kami pasti akan mendapatkan solusinya.
Dengan berbekal pengalaman-pengalaman yang dibagikan di media sosial oleh para mujahidah yang berhasil menginjakkan kakinya di puncak gunung itu, kami bertujuh menuju Sembalun-Lombok Timur. Namun karena keterbatasan informasi yg kami ketahui, kami memutuskan untuk singgah di kediaman keluarga salah satu teman kami di Lombok Timur untuk mengumpulkan lebih banyak informasi pendukung. Di sini, beberapa dari kami mulai pesimis. Tapi kami coba untuk menghangatkan kembali semangat mereka dengan cinta :) Alhamdulillah, kami dapat melanjutkan perjalanan berkat informasi dari Paman Win, yaitu sahabat keluarga teman kami.
Sembalun-Sajang
Allah maha berkehendak. Kami melanjutkan perjalanan menuju Plawangan. Di tengah parjalanan, salah seorang dari kami meminta bantuan kepada seseorang yang kami temui di jalan agar mau mengantar kami menuju puncak. Namun ketika kami akan berjalan lebih jauh, mereka yang tadinya kami pikir dapat membimbing kami sampai puncak memutuskan untuk berhenti. Ahirnya kami memutar balik untuk menemui Paman Win dan singgah di kediamannya. Semoga srategi Rasulullah 'Mundur Satu langkah untuk kemenangan' juga berlaku untuk kami. Aamien. Setelah menjelaskan kondisi kami yg seluruhnya sama sekali belum pernah mendaki Gunung Rinjani, Paman Win menyarankan kami untuk memakai jasa Porter, yang belakangan kami tahu namanya Mas Wira :)
Kami tidaklah seperti lazimnya anak-anak orang berada yang dengan mudahnya menggunakan uang kami. Teman-teman keberatan jika harus melanjutkan perjalanan dengan memakai jasa porter, tapi sekali lagi kami mengobarkan kembali semangat teman-teman dengan cinta dan keyakinan. Alhamdulillah, Allah senantiasa menguatkan kami dengan kuasa-Nya. Akhirnya kami putuskan untuk menggunakan waktu dua hari untuk hanya mencapai puncak.
Kami bermalam di kediaman Paman Win untuk kemudian melanjutkan perjalanan selama dua hari ke depan esok harinya. Dengan jiwa Pesantren di dalam hati, insya Allah kami tetap menjaga shalat berjama'ah dan shalat tarawih di Gunung Rinjani ini :)
200714
Sajang-Pos 2
Perjalanan menuju Pos 2 dari rumah ke dua Paman Win memakan waktu sekitar ±3.5 jam. Lama perjalanan ini dapat dikatakan cukup cepat jika dibandingkan dengan lama waktu yg diperkirakan oleh Paman Win. Pertama kami dihadapkan pada Padang Sabana yang panjang, kemudian hutan yang diciptakan Allah untuk mengistirahatkan kami dari panas, Jalur ini cukup menghabiskan asa karena jalannya yang terus menanjak tanpa henti. Sama sekali tidak seperti yang saya pikirkan Saya pun banyak menghabiskan waktu untuk istirahat sejenak, yang akhirnya sering merepotkan teman-teman :))
Pos 2-Pos 3-Plawangan
Setelah puas istirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 3. Bukit-bukit berliku dan tidak landai menjadi lebih sering kami jumpai, yang artinya makin membuat repot teman-teman :3 Namun sekali lagi, berkat kesabaran teman-teman kami dalam menjaga satu sama lain, kami dapat melaluinya.
Akhirnya kami pun sampai di Pos 3. Di sini, kami tidak terlalu lama beristirahat. kami melanjutkan perjalanan menuju Plawangan, yang medannya lebih terjal dari medan-medan sebelumnya. Namun dengan tekad yang kuat, kami yakin dapat melalui medan-medan ini, termasuk Bukit Penyesalan dan Seribu Cemara. Di sini kesabaran kami benar-benar diuji, walau akhirnya kami sampai di Plawangan sangat larut. Yang membuat saya bangga adalah kekompakan teman-teman yang tetap terjaga. Terbukti dengan keterbatasan yang ada, kami tetap dapat bersama-sama (dalam 1 tenda ada 7 orang :3 )
Di ujung bukit Seribu Cemara, kami sudah dapat menikmati pemandangan Segara Anak dari kejauhan. Dari sini, kita dapat mulai memakai jaket karena angin gunung mulai terasa menusuk-nusuk kulit :s Setelah puas mengambil gambar, kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi tenda, membangun tenda, shalat Maghrib, dan makan-malam. Horeee!! XD Setelah itu kami pun istirahat, karena waktu sudah larut sementara kami harus melanjutkan peralanan ke puncak dini hari. Hffhhh, sabar ya kaki :3
Menuju tengah malam, angin berhembus makin tidak karuan, tidak perduli penghangat apa yg kami gunakan, angin menerobos menembus tulang xP Dari pada tidak dapat tidur, saya memutuskan untuk bangun keluar tenda. Kebelet! Pengen kencing! Dan ternyata angin di luar tenda bertiup sangat kencang. Saya jadi khawatir dengan teman-teman laki-laki yg tidur di luar tenda. Akhirnya saya paksa mereka semua masuk ke dalam tenda. "Bangun, bangun! Masuk ke dalam tenda. Dingin satu dingin semua." Akhirnya kami bertujuh masuk ke dalam satu-satunya tenda kodok yang kami miliki. Pada duduk. Kepala orang yang satu bersandar ke bahu orang di sebelahnya :3
Tidak lama setelah itu, satu per satu sampai empat dari kami keluar tenda, termasuk saya. Tidak betah sempit-sempitan Kami berempat bercanda-ria sampai tertidur kelelahan, kecuali satu orang yang memasak untuk kami makan sahur. Tapi bukan saya wkwk..
Lima orang dari kami bersedia untuk melanjutkan pendakian hingga puncak. Setelah sahur dan mempersiapkan perlengkapan, kami berlima dan porter kami memulai pendakian pukul 2.30. Sama seperti sebelum-sebelumnya, kami berjalan paling lamban dibanding dengan yang lain. Lampak paling julu, ternyata nyampe paling mudik. Gara-gara saya tuh! Bangga. Wajar saja bagi saya yang tidak terbiasa mendaki perbukitan, tidak seperti teman-teman asal Lombok yang memang tinggal di daerah perbukitan. Alon-alon asal kelakon. Toh, akhirnya kami tetap dapat mendaki sampai Puncak menikmati matahari terbit ^^
Sankyuu Us, Ahmad, Lalu, Hamzan, Ali dan Dian. Meski kita baru berjumpa, tapi kita dapat solid. Hal yang sangat dibutuhkan oleh kelompok pendakian, atau semua kelompok.
Arigatou Kak Awan dan Mas Ahmad, guide yang dengan senang hati mau membantu saya.. Semoga Allah selalu membuka hati kalian untuk Islam, Aamien.. :]
Terima kasih Paman Win dan Mas Wira, serta Inaq Win. Tanpa kalian, kami tidak akan pernah dapat menginjakkan kaki kami di 3726 mdpl itu :]
Sekedar catatan,
kita tidak perlu mengkhawatirkan apa pun jika ingin mendaki Gunung
Rinjani. Gunung Rinjani tidak pernah sepi oleh para pendaki, bahkan di
bulan Ramadhan. Yang terpenting adalah bagaimana niat dan tekad kita
untuk mencapai puncaknya. Alon-alon asal kelakon, hati-hati yang penting
tercapai. Jika khawatir kekurangan perbekalan, orang-orang asing akan
dengan senang hati berbagi kepada kita, apa lagi orang lokal.
Bagi yang ingin mencapai puncak lebih dulu dapat menggunakan jalur Sembalun, karena dapat ditempuh dalam waktu satu hari. Namun sebelum kita menuju Sembalun, kita harus ke Taman Nasional di Senaru untuk registrasi. Tujuan registrasi ini adalah sebagai asuransi keselamatan kita. Tapi tidak perlu khawatir, biaya registrasi untuk orang lokal sangat terjangkau. Jika ingin menikmati tempat-tempat fenomenal lebih dulu, termasuk Segara Anak, kita dapat menggunakan Jalur Senaru. Jalur ini memakan waktu lebih lama, tergantung berapa lama kita berdiam di tempat-tempat fenomenal tadi. Sama seperti Jalur Sembalun, kita diwajibkan untuk registrasi terlebih dulu untuk menjamin keselamatan kita.
Yang terpenting adalah jangan sampai mengabaikan shalat. Karena dengan shalat, hati dapat tenang, urusan dimudahkan, dan kita tidak akan termasuk ke dalam orang-orang yang tidak mendapat bagian apa-apa di dalam Islam :)
Bagi yang ingin mencapai puncak lebih dulu dapat menggunakan jalur Sembalun, karena dapat ditempuh dalam waktu satu hari. Namun sebelum kita menuju Sembalun, kita harus ke Taman Nasional di Senaru untuk registrasi. Tujuan registrasi ini adalah sebagai asuransi keselamatan kita. Tapi tidak perlu khawatir, biaya registrasi untuk orang lokal sangat terjangkau. Jika ingin menikmati tempat-tempat fenomenal lebih dulu, termasuk Segara Anak, kita dapat menggunakan Jalur Senaru. Jalur ini memakan waktu lebih lama, tergantung berapa lama kita berdiam di tempat-tempat fenomenal tadi. Sama seperti Jalur Sembalun, kita diwajibkan untuk registrasi terlebih dulu untuk menjamin keselamatan kita.
Yang terpenting adalah jangan sampai mengabaikan shalat. Karena dengan shalat, hati dapat tenang, urusan dimudahkan, dan kita tidak akan termasuk ke dalam orang-orang yang tidak mendapat bagian apa-apa di dalam Islam :)
Like :)
BalasHapus