Kegelapan kian menelan
malam, menyembunyikan temaram bulan di balik awan. Sesekali, angin
menjeritkan penderitaan alam yang disebabkan oleh kezaliman zaman,
menyeruak jubah keheningan.
Saat itu, Randa tengah
melayarkan ingatan nya menuju samudera masa silam. Dimana angin selalu
dirasa lembut tertiup melewati kedua mata nya. Dan tarian buih - buih
merupakan kekuatan dalam pengarungan.
Namun sayap zaman
terus mengepak menjauh. Tidak ada lagi tiupan angin, atau pun tarian
buih. Nafas lautan terlalu gaib untuk dapat menjamah mata. Tarian buih
terlalu lembut untuk membangkitkan jiwa yang lelah.
Samudera
masa silam hanyut oleh kepakan sang zaman. Mengubur impian kecil yang
pernah bergelayutan dalam angan Randa. Sekarang, impian itu menjelma
sebagai dewa pengutuk masa silam.
Impian hanyalah mimpi.
Impian adalah citra yang tercipta saat berada jauh dari kemegahan dunia.
Impian adalah kesucian angan tanpa paksaan. Dan biarlah impian tetap
menjadi suci dalam mimpi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar at “Impian Randa”
Posting Komentar